Filsafat ALAM TAKAMBANG JADI GURU Mempermudah Orang Minang Membina Iman Islami



( 1 ). ALAM TAKAMBANG JADI GURU
Panakik pisau sirauik
ambiak galah batang lintabuang
silodang ambiak ka niru
nan satitiak jadikan lauik
nan sakapa jadikan gunuang
alam takambang jadi guru

"Alam Minangkabau", konon demikianlah orang Minang mnyebut tanah airnya, Alam bagi mereka adalah segala-galanya, bukan hanya sebagai tempat lahir dan mati, atau tempat hidup dan berkembang, melainkan juga mempunyai makna fisiologi, seperti yang diungkapkan dalam pepatah di atas, maka tidak mengherankan kalau ajaran dan pandangan hidup orang Minang dinukilkan dalam pepatah, petitih, mamangan dan yang lainnya yang mengambil ungkapan dalam bentuk, sifat dan kehidupan alam, yang digambarkan dalam berbagai ungkapan, baik secara langsung  ataupun tidak langsung berupa kiasan atau sindirandan seperti  pepatah tersebut di atas yang merupakan pilsafat pokok atau dasar kehidupan orang Minangkabau.

Bahwa sesuai dengan sejarah, adat terlebih dulu masuk ke Ranah Minang, barulah kemudian datang Agama Islam, itulah sebabnya dalam Budaya Minangkabau berlaku ketentuan :

“ SYARAK MANDAKI, ADAT MANURUN, SYARAK MANGATO , ADAT MAMAKAI “

Artinya, seluruh ketentuan adat dapat dijalankan sepanjang sesuai dengan Ajaran Agama Islam,
Bahwa oleh karena Adat Minangkabau berpedoman kepada ketentuan alam, maka masuknya agama Islam di Minangkabau langsung diterima oleh masyarakat. umumnya, walaupun dalam sejarah pernah terjadi perang PADRI yang sesungguhnya itu tak lain dan tak bukan politik ' de vide et ampera yg di jalankan oleh penjajah belanda !
1
Bahwa pilsafat dasar Adat Minangkabau, "Alam Takambang Jadi Guru".jelas sesuai dengan firman Allah S.W.T yang terdapat dalam Al-Qur'anul Karim tentang mempelajari alam itu bagi orang-orang yang berfikir, antara lain dapat kita lihat dalam ;

1
Al-Quran Surat Yunnus Ayat 101.
Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfa'at tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman"

Dalam ayat ini Allah menjelaskan perintah Nya kepada rasul Nya agar dia menyuruh kaumnya untuk memperhatikan dengan mata kepala mereka dan dengan akal budi mereka segala yang ada di langit dan di bumi. Mereka diperintahkan agar merenungkan keajaiban langit yang penuh dengan bintang-bintang, matahari dan bulan, keindahan pergantian malam dan siang, air hujan yang turun ke bumi, menghidupkan bumi yang mati, menumbuhkan tanam-tanaman, dan pohon-pohonan dengan buah-buahan yang beraneka warna dan rasa. Hewan-hewan dengan bentuk dan warna yang bermacam-macam hidup diatas bumi, memberi manfaat yang tidak sedikit kepada manusia. Demikian pula keadaan bumi itu sendiri yang terdiri dari gurun pasir, lembah yang terjal, dataran yang luas, samudera yang penuh dengan berbagai ikan yang semuanya itu terdapat tanda-tanda keesaan dan kekuasaan Allah.

Indahnya filsafat hidup orang Minangkabau tersebut dalam membina Iman Islami masyarakatnya dapat kita lihat pada  pepatah di atas ;

" Nan satitiak jadikan lauik, nan sa kapa jadikan gunuang " ,  

artinya berapapun hasil yang diperoleh dalam suatu usaha dan atau dalam menerima pemberian orang lain, harus tetap diterima dan disyukuri dengan ihklas, 

sedangkan, 

" alam ta kambang jadi guru ", merupakan anjuran untuk slalu introspeksi diri, agar selalu belajar dari tanda-tanda alam dan kejadiannya, bahwa hasil usaha atau pemberian orang sedikit atau banyak tentu ada sabab musababnya, ( Setelah masuk Islam barulah diketahui bahwa manusia hanya berusaha Allah yang menentukan, Subhanallah ! ). 

Sungguh, penulis yakin, keindahan filsafat tersebut hanya akan dapat dirasakan oleh orang-orang yang berfikir dan yakin kepada Allah !.

 2 ). ALAM TAKAMBANG JADI GURU


Panakik pisau sirauik,
ambiak galah batang lintabuang,
silodang ambiak ka niru
nan satitiak jadikan lauik
nan sakapa jadikan gunuang
alam takambang jadi guru

Ambiak tuah ka nan bana,
Ambiak contoh ka nan sudah……!


Bahwa pilsafat dasar Adat Minangkabau, “Alam Takambang Jadi Guru”.jelas sesuai dengan firman Allah S.W.T yang terdapat dalam Al-Qur’anul Karim tentang mempelajari alam itu bagi orang-orang yang berfikir, antara lain dapat kita lihat dalam ;
Al-Quran Surat Yunnus Ayat 101.
Katakanlah: “Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfa’at tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman”.
Contoh Kasus : ANGGOTA DPRD DKI Lawan JOKOWI-A HOK
Demikian pandangan hidup orang Minang membuat mereka selalu mengambil pelajaran dari kejadian alam, baik pada masa lalu maupun pada kejadian-kejadian yang terjadi dihadapan mata sebagai bahan perbandingan, bahwa hal-hal yang baik akan ditauladani, yang buruk akan dibuang, sehingga dimasa mendatang tidak terjadi lagi kesalahan yang sama, sebgaimana kata pepatah : jan sampai 2 kali urang buto kahilangan tungkek.!
Bahwa jauh sebelum masuknya pengaruh asing ke ranah Minang, termasuk sebelum ajaran agama Islam masuk ke Minangkabau, nenek moyang orang Minang telah menjadikan fenomena yang terdapat dalam alam sebagai dasar adat Minangkabau. Apa yang terjadi di alam dijadikan sebagai guru bagi kehidupan Alam yang terkembang di hadapan kita berupa flora, fauna dan benda alam lainnya. Pada alam ini berlaku hukum alam. Berdasarkan hukum alam ini dibuatlah ketentuan adat berupa petatah petitih, misalnya :
api panas dan membakar,
air membasahi dan menyuburkan,
kayu berpokok, berdahan, berdaun, berbunga dan berbuah,
lautan berombak, gunung berkabut,
ayam berkokok, kambing mengembek,
harimau mengaum dan sebagainya.
Dalam budaya Minang ajaran alam takambang jadi guru inilah yang disebut ; adat nan sabana adat, yang berlaku universal, dan mutlak, sehingga berlaku disegala tempat dan disembarang waktu, yang mana asal api pasti lah membakar, asal air pastilah membasahi, dimanapun dan kapanpun. Oleh karena itu penulis berani menjabarkan ajaran alam takambang jadi guru ini dalam kasus yang terjadi dalam asyarakat Jakarta, meskipun mayoritas penduduknya adalah suku betawi.

Bahwa pengalaman adalah guru yang sangat berharga, demikian harusnya masyarakat Jakarta harus mulai berfikir arif dan selektif . Bahwa beredar di media masa, 32 nama anggota DPRD DKI yang akan interpelasi Jokowi sehubungan dengan kebijakannya memberikan kartu berobat untuk warga miskin yang dsebut, Kartu Jakarta Sehat (KJS), HANYA BERDASARKAN PENOLAKAN DARI 16 PENGUSAHA RUMAH SAKIT ATAS KJS tersebut.


Bahwa 32 orang anggota dewan tersebut adalah sama dengan 1/3 jumlah anggota DPRD DKI yang tidak peduli akan nasib rakyat kelas bawah, yang berarti masyarakat DKI telah kecolongan dalam memilih wakilnya, ternyata mereka tidak peduli akan nasib masyarakat, yang pada waktu pemilu dirayu-rayu dan di nina bobokan dengan berbagai bentuk souvenir dan pencitraan. Faktanya ? lacur, mereka justru hendak mengenyahkan seorang gubernur yang pro rakyat. Lalu mana janji mereka ketika pemilu, bahwa mereka akan membela kepentingan rakyat ? Faktanya mereka justru membela pengusaha 16 buah rumah sakit swasta ketimbang menunjukan rasa peduli kepada rakyat kecil yang tidak punya kemampuan berobat kerumah sakit.


Demikian juga banyak terjadi di seluruh tanah air, yang mana para caleg turun kejalan menemui masyarakat dengan berbagai souvenir dan janji janji muluk, bahkan terkadang mereka tidak paham apa yang mereka janjikan, pokoknya berjanji saja dulu, soal nanti dapat terwujut atau tidak soal belakang………!
Bahwa tidak jarang sebahagian mereka ternyata calon –calon koruptor, penghisap darah rakyat, menghambur-hamburkan uang Negara dengan berbagai bentuk study banding yang tidak perlu, dan atau tidak ada manfaatnya bagi masyarakat, dan bahkan masyarakat tidak pernah diberi tahu, akan hasil dari study banding tersebut, seperti misalnya kita dengar pernah terjadi study banding keluar negeri ke Negara A, ternyata diketahui kemudian anggota dewan berada di Negara B, belum lagi ternyata yang ikut study banding juga istri-istri dari anggota dewan yang konon di dalilkan ikut dengan biaya sendiri, dan semua anggaran study banding itupun masyarakat tidak pernah mengetahui apakah di audit atau tidak...! Selain itu kita ketahui juga dari Media bayak anggota dewan yang bolos dan atau tidur dalam siding-sidang DPR.
Bahwa sebaliknya kita dengar juga anggota DPRD DKI yang resah melihat tingkah polah Jokowi yang selalu study banding ke perkampungan kumuh, menanyakan dan atau mencari tau tentang kebutuhan masyarakat dalam kehidupannya, sehingga kita tahu dari media statemen anggota DPRD DKI ; Jokowi kurangi jalan jalan ! Bahwa berbagai upaya yang dilakukan Jokowi-Ahok dalam menciptakan Jakarta Baru, belum pernah kita mendengar keluar suatu bentuk pujian dari anggota DPRD DKI, slalu pernyataan yang ujung-ujungnya mencari-cari kesalahan pasangan Gubernur-Wakil Gubernur tersebut !
Bahwa kejadian ini seyogianya menjadi pengalaman yang berharga tidak saja bagi masyarakat Jakarta, melainkan juga bagi masyarakat di seluruh tanah air, agar jangan terperdaya dengan tipu daya para caleg yang menjual madu di bibir, pada hal sebenarnya racun yang akan menyengsarakan rakyat . Rakyat mesti selektif mana pemimpin dan atau calon pemimpin yang amanah, jujur; satu kata dan perbuatan !
Alam takambang jadi guru, caliak tuah ka nan bana, caliak contoh kanan sudah…….!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Pengikut

Wikipedia

Hasil penelusuran